Mengenal Rudi ‘Bacok’ Hartono, Peraih Kalpataru 2022
Rudi
Hartono, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Rudi Bacok, kembali mengharumkan
nama Kaimantan Barat karena berhasil meraih penghargaan bergengsi Kalpataru 2022 dari Presiden RI, Joko Widodo. Rudi sekaligus merupakan penerima Kalpataru
termuda, di usia 27.
Rudi
mengatakan, dia diusulkan oleh kelompok pemuda Karang Taruna Desa Sungai Kupah,
Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya,Kalbar. untuk menjadi penerima
anugerah Kalpataru Bidang Lingkungan 2022.
Di bulan Februari 2022, Rudi berhasil masuk 20 besar nominasi seluruh Inddonesia.
“Setelah itu, ada penjurian secara online lewat zoom. Saya mempresentasikan mengenai kegiatan kami di Sungai Kupah. Setelah itu, pada Mei 2022 tiga orang perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup berkeunjung ke tempat kami selama tiga hari . Mereka juga menanyai Kepala Desa, Ketua RT dan warga setempat untuk memverifikasi kebenaran data yang telah kami berikan,” kata Rudi.
Ada
empat kegiatan utama yang dilakukan oleh Rudi dan kawan-kawan, terkait
pemberdayaan lingkungan, yakni
pemanfaatan teknologi terkait penanaman mangrove digital, pemanfaatan limbah sabut kelapa dijadikan
cocopeat dan coco fiber, pemanfaatan limbah plastik untuk dijadikan paving
block,dan terakhir pemanfaatan limbah daun nipah untuk dijadikan polibag
sebagai bahan pengganti plastik.
Lulusan
FKIP Universitas Tanjungpura Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini
menerangkan, program itulah yang mereka ajukan ke Kementeriandan akhirnya mereka
berhasil masuk 10 besar dan menerima penghargaan Kapataru 2022 bersama Dirjen
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
serta Bupati Lumajang.
Ke
depan, Rudi berencana akan selalu berinovasi serta mengajak seluruh pemuda di
Kalbar untuk turun ke beberapa kabupaten dan desa guna memetakan potensi yang
ada di setiap desa di Kalbar.
Terkait
keunikan khas Ekowisata Telok Berdiri, Rudi mengatakan ciri khas Ekowisata
Telok Berdiri yang tidak ada di tempat lain adalah mercusuar, tradisi Betangas
khas Suku Bugis, atraksi wisata melihat bekantan,monyet ekor panjang,
serta elang, dan teknologi mangrove
digital.
“Teknologi
mangrove digital saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia.”
No comments