Kampung Wisata Sebagai Alternatif Wisata di Kota Pontianak

Alhinduan.Com- Menjelang liburan akhir tahun, biasanya masyarakat mulai memadati berbagai tempat wisata di Kota Pontianak. Bagi mereka yang berada di luar Kota Pontianak atau di luar Kalbar, kerap berkunjung ke berbagai tempat wisata terkenal di ibukota Provinsi Kalimantan Barat ini seperti Masjid Jami Sultan Abdurrahman, Keraton Kadariyah, Makam Kesultanan Batulayang, Tugu Khatulistiwa, Rumah Melayu, Rumah Radank, hingga sekadar jalan-jalan santai dan makan bersama keluarga di Mega Mall Pontianak.




Sebagian juga senang bersantai di fasilitas publik yang gratis (hanya membayar biaya parkir saja) seperti Taman Alun Kapuas, Taman Akcaya, Taman Arboretum Untan, Taman Catur dan lain-lain. Beberapa wisatawan dari luar, khususnya para pemburu konten seperti para vlogger dan youtuber juga senang berwisata kuliner di Pontianak. Kuiner Pontianak terkenal sangat lezat dan disenangi para wisatawan. Deretan warung kopi dan kafe di Jalan Gajahmada juga tak luput dari sasaran para wisatawan.

Obyek Wisata Pontianak di Musim Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di Pontianak sejak Maret 2020 hingga saat ini memaksa pihak Pemerintah Kota Pontianak harus menutup beberapa tempat wisata tadi dan membatalkan berbagai event. Maret lalu, Pemkot Pontianak terpaksa menutup area Tugu Khatulistiwa di Pontianak Utara serta membatalkan event Perayaan Hari Kulminasi Matahari yang setiap tahun selalu berlangsung di sana setiap Maret dan September. Bahkan, Hari Jadi Kota Pontianak ke-249 pada Oktober lalu juga diselenggarakan secara sederhana dan jauh dari kesan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.




Sementara itu, pihak Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Kota Pontianak juga menutup beberapa warung kopi dan kafe karena banyak ditemukan pengunjung terkonfirmasi Covid-19. Taman Alun Kapuas juga kembali ditutup November lalu hingga jangka waktu yang belum ditentukan. Lalu, bagaimana solusi untuk mengatasi hal tersebut mengingat Kota Pontianak sangat minim obyek wisata alam seperti pantai, air terjun,gunung, bukit, dan danau? Hanya berharap pada Sungai Kapuas sebagai obyek wisata utama di Pontianak.

 

Kampung Wisata Sebagai Alternatif Wisata di Kota Pontianak

Ternyata, di satu sisi, para relawan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Pontianak, giat mengembangkan beberapa kampung wisata sebagai solusi akan minimnya destinasi wisata alam di Pontianak.

Kampung Beting


Beberapa kampung tua yang berada di tepi Sungai Kapuas juga dijadikan sebagai Alternatif  Destinasi Wisata di Kota Pontianak. Kampung-kampung tua ini sebagian besar berada di Kecamatan Pontianak Timur (khususnya Jalan Tanjung Raya I) dan Pontianak Selatan-Tenggara, mulai dari Jalan Tanjungpura hingga Adisucipto. Alhinduan.Com mengulas satu per satu kampung wisata tersebut.

Kampung Caping Mendawai

Kampung Mendawai yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara ini, merupakan salah satu kampung wisata yang fasilitasnya sudah lumayan lengkap dan siap dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri. Pesona Wisata Kampung Caping Mendawai terletak pada produksi capingnya yang khas.  Caping terbuat dari Daun Mengkuang yang didapat dari Kecamatan Sungai Ambawang,



Tersedia paket melukis caping seharga Rp35.000,00 per orang,  yang mana wisatawan dapat melukis sendiri dan capingnya dapat dibawa pulang.



Selain itu juga tersedia paket makan model Saprahan khas Melayu dengan dua pilihan menu: Menu Saprahan dengan lauk Asam Pedas khas Pontianak seharga Rp250.000,00 / paket dan Menu Saprahan dengan Nasi Kebuli khas Timur Tengah seharga Rp350.000,00 /paket. Satu paket bisa untuk 5-7 orang.

Kampung Tambelan

Kampung Tambelan merupakan salah satu dari tiga kampung tua dan bersejarah di Pontianak selain Kampung Bangka dan Kampung Kamboja. Kampung Tambelan terletak di Kelurahan Tambelan Sampit, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.



 
bersama ahli waris rumah tua usia 200 tahun

Yang Unik dari Kampung Tambelan

Sebagai kampung tua dan sangat kental dengan budaya Melayu, Kampung Tambelan memiliki peninggalan berupa makam batu yang berusia ratusan tahun. Konon, di makam ini juga dikuburkan jasad Panglima A Rani. Tepat di depan makam, masih berdiri kokoh rumah tua berarsitektur Melayu yang diperkirakan usianya hampir 200 tahun.

makam Panglima A Rani


Seni Hadrah/Tar menjadi salah satu unggulan kampung ini sejak dulu. Hadrah merupakan alat musik mirip gendang yang diberi gemerincing di sisinya. Selain  itu juga masih dilestarikan seni pantun, syair, tundang (pantun dan gendang) serta seni ukir Puadai khas Melayu Pontianak.



alat musik Hadrah/ Tar khas Kampung Tambelan 


 

Kuliner Khas Kampung Tambelan

bahan pembuatan Aek Serbat

Makanan khas Kampung Tambelan terdiri dari kue deram, gule kacang, cucur telur, bubur lambok, batang burok, madu kandis, tumpor, kue bangket, minuman air serbat, dan pacri nenas khas melayu. Di sana juga masih terdapat pembuat Asam Pedas Raje terdiri dari kikil sapi dan kentang. 

 

Kampung Tenun Batulayang

Kampung Tenun Batulayang berlokasi di Gang Sambas Jaya Kelurahan Batulayang, Pontianak Utara, tak jauh dari dua ikon wisata Kota Pontianak, Tugu Khatulistiwa dan Komplek Makam Kesultanan Batulayang. Dari pusat Kota Pontianak, memakan waktu sekitar setengah jam. 




Gang Sambas Jaya dapat ditempuh lewat jalur darat maupun naik penyeberangan kapal fery dari Taman Alun Kapuas (sebrang Korem) untuk motor dikenakan biaya Rp 6.000 jika berboncengan berdua, jika sendiri Rp5.000, pejalan kaki (tidak bawa kendaraan) Rp 2.000 dan mobil pribadi Rp 25.000. Saat ini, Gang Sambas Jaya telah menjadi salah satu kampung wisata di Pontianak berkat produk fesyen yang dihasilkan ibu-ibu setempat di bawah binaan Ibu Kurniati. 

                                        


Bahkan, kini nama Gang Sambas Jaya pun lebih dikenal dengan nama Kanun (Kampung Tenun) oleh warga sekitar. Ibu Kurnia menjual kain songket Sambas mulai dari harga tiga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Untuk Sarimbit dari bahan Songket dijual Rp 3.000.000



Selain ketiga kampung tadi, yang terbaru, Pemkot Pontianak baru saja meresmikan wisata air/ kano di Kampung Arab, Pontianak Timur pada Minggu (5/12/2020) lalu. Masyarakat bisa bebas berenang dan bermain kano di sana. Saya berharap, semoga di 2021 Pemkot Pontianak semakin banyak membangun Kampung Wisata sebagai alternatif  wisata di Kota Pontianak.

 


NB: semua foto merupakan koleksi pribadi penulis

No comments

Powered by Blogger.