Wisata Sejarah dan Religi di Teluk Pakedai
Alhinduan.com-
Kecamatan Teluk Pakedai berada di wilayah Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat.
Untuk menuju Kecamatan Teluk Pakedai
harus ditempuh dengan menaiki kapal klotok yang bisa menampung motor dengan
membayar Rp 5.000 per motor atau naik fery jika membawa mobil dengan membayar
Rp 20.000 per mobil. Kecamatan Teluk
Pakedai terdiri dari 14 desa antara lain yang terkenal Desa Sungai Nipah, Desa Madura, Desa
Selamat Remis, dan Desa Arus Deras. Wisata Sejarah dan Religi di Teluk Pakedai tentu tak bisa dilepaskan dari sosok Tuan Guru H. Ismail Mundu yang makamnya berada di Desa Selat Remis, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat.
penulis di depan Masjid nasrullah atau dikenal dengan Masjid Batu |
Selain
alamnya yang indah, Kecamatan Teluk Pakedai juga terkenal akan obyek wisata
religi berupa makam penyiar agama Islam sekaligus mufti Kerajaan Kubu, Tuan
Guru H. Ismail Mundu. Banyak wisatawan lokal yang berziarah ke makam beliau
yang letaknya tak jauh dari Masjid Batu yang didirikannya.
Tuan
Guru H. Ismail Mundu bin Daeng Abdul Karim merupakan keturunan Raja Sawitto
dari Sulawesi Selatan. Ismail Mundu lahir pada tahun 1870 Masehi, bertepatan
dengan tahun 1287 Hijriah. Ayah Mundu-demikian ia kerap disapa sewaktu kecil
bernama Daeng –Abdul Karim adalah anak seorang Mursyid (guru) Tariqah bernama
Abdul Qadir Jailani yang berasal dari Sulawesi Selatan dan ibunya bernama Zahra
(Wak Sora) berasal dari Desa Kakap di Kuburaya, Kalbar.
Kiprah
Tuan Guru H. Ismail Mundu tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Kubu. Ismail Mundu bin Abdul Karim merupakan
seorang ulama yang sangat terkenal. Menurut
ulama Bugis, beliau merupakan salah satu ulama yang menjadi mufti di
kerajaan Kubu yang bukan dari keturunan Syech/ Masyayech/ Irsyadi.
penulis disamping foto Tuan Guru H. Ismail Mundu di dalam Masjid Batu
Ia
menulis beberapa kitab amalan zikir tauhid. Salah satu kitabnya yang terkenal
adalah kitab Babun Nikah yang diterbitkan di Singapura, dan menjadi salah satu
kitab rujukan hukum nikah di Indonesia.
Selain di Teluk Pakedai, Ismail Mundu juga mengajar di Pontianak,
tepatnya di Rumah Wak Kudak Jl. H.R.A. Rahman Gang Parindra. Murid Ismail Mundu
sebagian besar berasal dari wilayah Tanjung Bunga, Kuala Karang, Sungai Bemban
Timur dan Kubu.
Masjid
Batu atau Masjid Nasrullah merupakan
salah satu situs cagar budaya yang berada di Desa Selat Remis, Kecamatan Teluk
Pakedai, Kabupaten Kuburaya. Nama Nasrullah sendiri baru ditemukan saat
dilakukan renovasi masjid pertama kali pada tahun 1960. Kata Nasrullah terdapat
pada ujung kubah masjid.
penulis disamping foto H. Haruna |
Dari
awal berdiri memang dinamakan Masjid Batu karena semua bahannya memang terbuat
dari batu, tanpa menggunakan material kayu sedikit pun. Masjid Batu didirikan
oleh Tuan Guru H. Ismail Mundu bersama sahabat sekaligus muridnya, Datuk
Penghulu H. Haruna bin H. Ismail yang berasal dari Desa Batu Pahat, Johor,
Malaysia, pada tahun 1926 (bertepatan 4 Zulhijah 1345H) dan baru difungsikan
untuk shalat Jum’at pada 1929 (bertepatan 1348 H). H. Haruna membawa langsung
arsitek dari Pontianak bernama Abdul Hamid bin Abu.
penulis di makam Tuan Guru H. Ismail Mundu |
Sejak
dulu sampai sekarang, Masjid Batu difungsikan untuk belajar agama Islam oleh
warga sekitar. Di dalam Masjid, khususnya di teras samping, terdapat foto Guru
Ismail Mundu dan Datuk Penghulu H. Haruna bin Ismail.
Ismail
Mundu meninggal pada tahun 1957 dan di makamkan di Kecamatan Teluk Pakedai,
Kabupaten Kubu Raya. Makamnya dikenal dengan nama makam Mesjid Batu, dan sering
dikunjungi oleh masyarakat yang datang dari kalangan muslim maupun non muslim
yang sangat menghormati beliau. Makam Masjid Batu terletak kurang lebih 3 km
dari depan Jalan Sepakat.
Oleh-Oleh Khas Teluk
Pakedai
Usai
berziarah, tak ada salahnya kita mencicipi atau membawa pulang oleh-oleh khas
Kecamatan Teluk Pakedai yakni Keripik Jamur Sawit atau disingkat Jas Api. Keripik
Jas Api ini bahan bakunya terbuat dari jamur dan kelapa sawit yang memang banyak
tumbuh di sana. Keripik Jas Api didanai oleh dana BUMDES setempat.
Keripik
Jas Api mempunyai cita rasa yang gurih dan lezat, serta memiliki gizi yang baik
bagi kesehatan. Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa jamur sawit ini memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh yang mengandung nutrisi berupa vitamin B, C, dan
D. Manfaat vitamin B antara lain sebagai antioksidan yang membantu melawan efek
radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh. Sedangkan kandungan vitamin C
yang tinggi berfungsi menjaga metabolisme serta sistem kekebalan tubuh.
Kandungan manfaat vitamin D dalam keripik ini memiliki manfaat utama untuk menjaga kesehatan
tulang.
Cukup
merogoh kocek senilai Rp. 10.000, anda sudah dapat membawa pulang sebungkus Keripik
Jamur Sawit Khas Teluk Pakedai Jas Api yang telah menjadi oleh-oleh khas Kecamatan Teluk Pakedai. Murah, kan?
Diolah
dari berbagai sumber
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
No comments