Menjelajahi Arboretum UNTAN, Hutan Konservasi di Pusat Kota Pontianak
Alhinduan.Com-
Menjelajahi Arboretum UNTAN, Hutan Konservasi di Pusat Kota Pontianak.
Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau di Pontianak, ibukota Kalimantan
Barat yang terkenal dengan sebutan ‘Kota Khatulistiwa’ itu, sangat panas dan
minim obyek wisata alam, seperti gunung, bukit, pantai, danau, dan air terjun.
Namun,
di tengah Kota Pontianak yang penuh dengan gedung bertingkat dan polusi asap
kendaraan bermotor, ternyata memiliki hutan konservasi yang sejuk. Arboretum UNTAN namanya.
Arboretum
UNTAN berada di pusat kota Pontianak, tepatnya di wilayah Universitas
Tanjungpura (UNTAN) Pontianak. UNTAN memang memiliki Fakultas Kehutanan baik
tingkat Strata-1 maupun Strata-2. Arboretum sendiri merupakan gabungan dua kata
dari Bahasa Latin, yaitu arbo yang berarti tempat dan retum yang artinya pohon.
Hutan
kota seluas sekitar 3,48 hektar ini sengaja dijadikan
sarana penelitian serta pendidikan, baik untuk tempat belajar, laboratorium dan
praktik lapangan, bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti di lingkungan UNTAN.
Di
dalam Arboretum juga terdapat bangunan tempat para mahasiswa S-1 Fakultas
Kehutanan yang rata-rata berasal dari berbagai daerah di Kalbar itu, menginap
secara gratis, sekaligus turut menjaga, melindungi, dan melestarikan Hutan
Konservasi Arboretum UNTAN. Saat ini, keberadaan Arboretum Sylva Untan, juga
dapat dimanfaatkan sebagai sarana RTH (Ruang Terbuka Hijau) Publik, wisata
ekologi, laboratorium alam, serta pendidikan-latihan, khususnya di lingkungan
UNTAN.
Arboretum UNTAN merupakan contoh sukses perlindungan hutan di
Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Hutan konservasi ini menjadi rumah
bagi berbagai jenis tanaman langka dan endemik khas Kalimantan, seperti jenis
dipterocarpa, mulai dari meranti merah (Shorea leprosula), meranti kuning
(Shorea johorensis), tengkawang (Shorea stenoptera), ulin (Eusideroxylon
zwageri), pulai (Alstonia spp), berbagai jenis anggrek, dan sebagainya.
Ada juga fauna yang dapat teridentifikasi selama ini seperti
aves/ burung-burung yang terbang di siang hari (diurnal) dan aktif di malam
hari (nokturnal). Hewan jenis herpetofauna (ular, kadal, biawak, katak) dan
berbagai serangga (kupu-kupu, rayap, avis dorsata, trigona, dan lain-lain).
Bahkan, dulu para mahasiswa di sini juga sempat memelihara
anak beruang madu, sebelum akhirnya diserahkan ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalimantan
Barat.
Selain itu, di kawasan Arboretum Untan kini sudah berdiri guest house di tengah hutan, meski belum
difungsikan secara resmi, yang dikelola langsung oleh para mahasiswa yang juga
tinggal di kawasan Hutan Konservasi tersebut.
Sumber tulisan:
diolah dari kumparan.com dan fahutan.untan.ac.id
Generasi Muda, dan Perlindungan Hutan
di Indonesia
Peran generasi muda
bisa dimulai dengan melindungi serta melestarikan hutan kita. Saya juga akan
mewajibkan para bupati/ walikota di seluruh kabupaten/ kota di Kalimantan Barat
untuk menyediakan lokasi khusus untuk hutan konservasi di wilayah mereka masing-masing,
seperti yang sudah dilakukan oleh Universitas Tanjungpura selama ini.
Dilansir
dari kalbar.antaranews.com, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
tanggal 2 September 2014, luas hutan Kalimantan Barat sekitar 8,4 juta hektar,
yang mana sekitar 57 persen dari luas wilayah Provinsi Kalbar. Kawasan hutan
Kalbar mencakup 1,62 juta hektar (19,32 persen) kawasan suaka alam dan
pelestarian alam.
Sedangkan
2,31 juta hektar atau 27,54 persen merupakan kawasan Hutan Lindung. 2,13 juta
hektar atau 25,42 persen kawasan Hutan Produksi Terbatas, 2,13 juta hektar atau
25,36 persen Kawasan Hutan Produksi.
Kawasan Hutan Produksi Konversi seluas 197,92 ribu hektar atau 2,36
persen, serta kawasan hutan lindung dan hutan produksi seluas 6,77 juta hektar
yang terbagi atas 17 KPH.
Selain
sebagai upaya perlindungan dan pelestarian hutan di Indonesia, tentu hutan
konservasi seperti ini juga dapat menjadi obyek wisata alam bagi para wisatawan
dari luar Kalbar, bahkan luar negeri, terutama wisatawan dengan minat khusus
seperti para peneliti.
Semoga
hal positif ini bisa menular di semua kabupaten/kota lain di Kalimantan Barat,
agar semakin banyak Hutan Konversi di wilayah Kalimantan Barat yang dikelola
oleh kaum milenial, sebagai bagian dari peran generasi muda dalam upaya
perlindungan hutan di Indonesia.
Semua foto diambil dan
merupakan koleksi pribadi penulis (D.S. Alhinduan)
No comments