Komunitas Gooyoobs Indonesia
ALHINDUAN.COM- Anak muda, kegiatan sosial, dan teknologi digital. Tiga kata itu sangat pas menjadi ‘perjumpaan tak sengaja’ saya di penutup 2020 ini. Saya beruntung bisa mengenal dua pemuda milenial yang barangkali usia mereka maksimal 25 tahun, bahkan mungkin di bawah itu, pegiat sosial, sekaligus memahami teknologi digital saat ini. Yang pertama Rudi Bacok dan kedua Rangga Saputra dari Komunitas GooYoobs Indonesia, perwakilan Kalimantan Barat.
Saat
saya undang sebagai bintang tamu di podcast Siberdaya Talks bertema ‘Sisi Lain’
yang saya bawakan setiap Jum’at, Rangga bercerita, Gooyoobs Indonesia merupakan
komunitas yang mewadahi pemuda-pemudi yang peduli tentang budaya indonesia,
budaya nusantara, khususnya di bidang bahasa daerah. Bahasa daerah di indonesia
ada lebih dari 718 berdasarkan pulau utama. Indonesia merupakan negara dengan bahasa
daerah terbanyak kedua setelah Papua Nugini. Disusul Nigeria, India, dan Amerika.
Gooyoobs
Indonesia lahir di tanggal 02 Februari 2020, bermula dari ide Delfi Vijja untuk melestarikan
budaya Indonesia, khususnya dalam bidang bahasa daerah.
“Ini
merupakan prestasi yang bagus dan perlu dilestarikan bahasa daerah ini. Project
yang sedang kami garap adalah membuat kamus dengan cara membuat bank data
bahasa daerah di Indonesia dengan cara kolaborasi (gotong royong),” ujar alumni
D3 Pemrograman dan Desain Visual Politeknik Negeri Pontianak ini.
Mengenai
event yang telah dilakukan selama ini, Rangga mengatakan, sejauh ini masih
berbentuk online karena komunitas ini dibangun dari para pemuda lintas provinsi
(Jakarta, Lampung, Medan, Yogya dan Kalbar). Selain itu, secara offline,
Gooyoobs sudah pernah melalukan kegiatan seperti mengikuti event KBKM di
Prambanan Yogya, menghadiri even Tokopedia, ikut serta dalam BBN (Bincang-Bincang
Nusantara).
“Saat
Covid-19 kami juga membuat Search enginee uuntuk sosialisasi protokol kesehatan covid dalam
berbagai bahasa daerah yang dapat di unduh di web Gooyoobs Indonesia,” jelas
Rangga.
Rangga
Saputra lahir di Desa Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, anak
ketiga dan laki-laki satu-satunya dari empat bersaudara. Saat ini berprofesi
sebagai Software Developer lebih khususnya menangani Mobile Programming di
perusahaan Industri Kreatif Idekite
Indonesia. Dia mulai dikenal sebagai seorang anak IT karena pernah menjabat
sebagai Ketua Himpunan Siswa Jurusan Bidang IT semasa sekolah. Selain itu,
beberapa jabatan di berbagai organisasi yang pernah Rangga ikuti antara lain
menjadi staf Media UKM Kerohanian Islam, Dewan Penasehat UKM IPTEK di kampus, anggota
aktif Komunitas Blogger Pontianak, hingga menjadi admin Grub Nasional
Pemrograman Flutter (Flutter.id).
Rangga
juga orang dibalik Mobile Aplikasi JEPIN (Jendela Pontianak Integrasi) Smart
City Pontianak. Rangga juga telah meluncurkan buku dengan judul "Dosa
Mahasiswa IT Hingga Pasca Skripsi", agar teman-teman dapat belajar dari
kesalahan yang pernah dia lakukan semasa kuliah.
Barusan
beberapa bulan yang lalu, Rangga diundang Podcast Fakultas Teknik Informatika
Universitas Tanjungpura Pontianak untuk berbicara masalah dunia pemrograman. Kemudian
beberapa hari yang lalu menang juara Favorit 3 sih, kategori Penulisan, menulis
tentang tema Wisata di Kota Pontianak. Saya ambil judul "Wisata Terpadu
Taman Kota Pontianak"
“Saya
menulis dengan gaya penulisan ala cerita fiksi plot twist. buka saja di
https://ranggasaputra.my.id.”
GooYoobs Kalbar Membuka
Pendaftaran Volunteer
“Saya
masuk Gooyoobs awalnya penasaran apakah benar Teknologi dan Budaya (Edukatif)
dapat dikolaborasikan. Ternyata bisa.”
Sebagai
salah satu ketua tim mewakili Kalimantan Barat dalam perlombaan yang
diselenggarakan oleh Kemdikbud dengan tema Pemajuan Kebudayaan Berbasis STEAM. Rangga
juga pemilik Website Tekno Borneo dan Ketua Divisi Teknologi di Gooyoobs
Indonesia. Saat ditanya, kapan rencana Komunitas GooYoobs Indonesia Kalbar akan
menerima volunteer baru, Rangga menjawab, “Bulan Januari atau Februari 2021 akan
ada pembukaan volunteer per regional. Silahkan teman-teman mendaftar.
No comments